Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2016

Nyanyian Cinta

Oleh : Habiburrahman El Shirazy Kairo memasuki musim semi. Pagi yang indah. Langit yang cerah. Orang-orang menatap hari dengan penuh gairah. Begitu juga Mahmud. Ia melangkah memasuki gerbang Universitas Al Azhar dengan semangat membuncah. Fakultas Dakwah di Nasr City demikian ia cintai. Ia bayangkan hari yang indah penuh barakah. Mata kuliah Sirah Nabawiyyah, Fiqih Dakwah, Fiqh Al Muqaranah, Qiraah Sab’ah, Syaikh Fahmi Abdullah, Syaikh Yahya Ash Shabrawi, Prof. Dr. Abdul Aziz Abdih, teman-teman yang sesemangat, seirama dan se-ghirah. Mencintai rasulullah seutuhnya, tekad membaktikan diri sepenuhnya pada agama Allah. Semuanya menjadi cahaya dalam dada. Menjadi mentari bagi semangatnya. “Sebelum diangkat menjadi seorang nabi, Muhammad saw. Telah dikenal sebagai orang yang paling menjaga amanah di seantero kota  Makkah. Shingga beliau diberi gelar Al Amin. Orang yang sangat bisa dipercaya. Orang yang sangat menjaga amanah. Sifat inilah yang semestinya dimiliki setiap musli...

Kisah Sebatang Pohon, Gunung dan Seekor Unta

Sebatang Pohon, Gunung dan Seekor Unta Pada suatu hari Uqa'il bin Abi Thalib pergi bersama-sama dengan Nabi Muhammad SAW. Pada waktu itu Uqa'il melihat tiga peristiwa ajaib yang menjadikan hatinya menjadi bertambah kuat dalam berpegang teguh di dalam Islam. Peristiwa pertama adalah, ketika Rasulullah SAW ingin melaksanakan hajat yaitu membuang air besar, sedangkan di hadapannya terdapat beberapa batang pohon saja. Maka Baginda SAW berkata kepada Uqa'il, "Hai Uqa'il teruslah engkau berjalan sampai ke pohon itu, dan katakan kepadanya (kepada pohon), bahwa sesungguhnya Rasulullah berkata : `Agar kamu semua (pohon-pohon) datang kepadanya untuk menjadi aling-aling atau penutup baginya (Rasulullah), karena sesungguhnya Rasulullah akan mengambil air wudhu dan buang air besar`". Uqa'il pun keluar dan pergi mendapatkan pohon-pohon itu. Tetapi, sebelum dia menyelesaikan tugasnya. Ternyata pohon-pohon itu sudah tumbang dari akarnya serta sudah mengeli...

Kisah Sahabat Nabi: Adzan Terakhir Bilal Bin Rabbah

Semenjak Rasulullah wafat, Sahabat Bilal ibn Rabbah menyatakan bahwa dirinya tidak akan mengumandangkan adzan lagi. Ketika Khalifah Abu Bakar memintanya untuk menjadi muadzin kembali, dengan hati pilu nan sendu Bilal berkata, "Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi." Abu Bakar pun tak bisa lagi mendesak Bilal untuk kembali mengumandangkan adzan. Kesedihan sebab ditinggal wafat oleh Rasulullah terus mengendap di hati Bilal. Dan kesedihan itu yang mendorongnya meninggalkan Madinah, dia bersama rombongan pasukan Fath Islamy berangkat menuju Syam, dan kemudian tinggal di Homs, Syria. Sudah lama Bilal tak mengunjungi Madinah, hingga sampai pada suatu malam, Rasulullah hadir dalam mimpi Bilal, dan menegurnya, "Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa ? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku ? Mengapa sampai seperti ini ?" Bilal pun bangun terperanjat, segera ia mempersiapkan perj...